Mitos atau dalam bahasa Inggris myth, menurut wiktionary termasuk “A belief or story that illustrates a cultural ideal”. Suatu keyakinan atau cerita yang dipercaya oleh masyarakat umum namun sebenarnya memiliki fakta yang berbeda.
Berikut adalah beberapa mitos yang mengenai profesi air traffic controller:
1. Controller tidak membawa pekerjaan ke rumah
Secara fisik mengontrol pesawat memang tidak bisa dikerjakan di rumah, entah kalo ada yang pernah bawa pulang radio frekuensi. Namun seorang controller yang melakukan kesalahan saat bekerja, bisa dipastikan menderita stres atau depresi dengan tingkatannya tergantung tingkat kesalahannya.
Contoh: telat koordinasi yang menyebabkan breakdown of coordination, dengan Brisbane misalnya, bisa membuat perasaan kurang enak (atau gemes) saat pulang ke rumah. Namun kesalahan vektor pesawat hingga menyebabkan nearmiss (hampir tabrakan) bisa menyebabkan sang controller depresi hingga tidak enak makan atau tidur.
Ini sebabnya peribahasa favorit controller adalah “Sky is vast but no room for error”. Bagaimana tidak sedikit kesalahan dapat membuat makan sushi terasa hambar 😉
2. Controller jago berbahasa Inggris
Hanya karena sehari-hari ngobrol dengan pilot di frekuensi pake bahasa inggris belum tentu controller jago bahasa inggris beneran. Karena bahasa Inggris yang digunakan controller dalam kegiatan sehari-hari adalah bentuk baku yang disebut phraesology, misalnya clear to land, clear for take off, dan lain-lain.
Berikut contoh phraesology yang terdengar keren ditelinga orang biasa:
- Cathay one zero three confirm require higher level before Onoxa?
- Jetstar two two zero, due to traffic ahead, requirement maintain mach point eight zero or less
- Silk air one nine four turn right heading one zero zero vectoring for localizer runway two seven.
Sepertinya keren kan?
3. Controller gampang dapat tiket gratis
Meski sehari-hari controller berhubungan erat dalam berkomunikasi dengan penerbang namun perusahaan tempat controller bekerja berbeda dengan perusahaan penerbangan.
Pepatah “There is no free lunch” pun berlaku di dunia penerbangan.
4. Controller dapat libur lebih banyak
Di perusahaan yang mempekerjakan controller di Indonesia, jatah libur tahunan pekerja dengan jadwal shift tidak dibedakan dengan pekerja jam kantoran, Namun yang pasti disaat pekerja kantoran (office hours) mendapat jatah libur bersama yang ditetapkan pemerintah, controller dan pekerja shift lainnya tidak memperoleh jatah yang sama atau kompensasi libur pada hari lainnya.
5. Controller paham segala yang berhubungan dengan teknologi tinggi
Kisahnya mirip mitos berbahasa Inggris tapi disini topiknya teknologi. Kebanyakan controller yang bekerja di depan layar radar, sambil ngobrolin ADS/CPDCL dan keliatan sibuk klak klik sana sini :p
ADS : Automatic Dependen Surveilance (radar rasa baru)
CPDLC : Controller Pilot Data Link Communication (dimana controller bisa texting sama pilot untuk komunikasi)
6. Controller adalah pekerjaan profesional
Entah apa definisi yang anda yakini mengenai profesional, namun menurut ISCO (International Standards Classification of Occupation) – klasifikasi pekerjaan berdasarkan standar internasional – air traffic controller, termasuk penerbang, photografer, teknisi penerbangan masuk dalam klasifikasi ketiga yaitu Technician and Associate Professional. Hanya setingkat lebih tinggi dari klasifikasi keempat yaitu buruh (clerks).
Jadi siapa yang masuk klasifikasi profesional: Ilmuan, Dokter, Dosen, Ekonom, Akuntan, Hakim, Pustakawan dsb.
7. Controller adalah pekerjaan yang aman
Bila masih percaya bahwa controller merupakan pekerjaan yang aman, baca fakta dibawah di postingan ini
Dari Pidana hingga Pembunuhan: Controller (seharusnya) Juga Manusia
jangan lupa juga..
atc sering cuman dijadiin batu loncatan.biss ga mendukung sikon kerjanyanya yaaa…
disuruh gawe profesional gaji cuman kaki lima..adduuhh!!
faktanya mesti ditambah bung
hehe..
Batu loncatan gapapa Broer asal kerjanya tetep bener 🙂
Fakta tunggu next artikel ya, tentang PHK massal controller di Amerika
Thanks