Artikel ini merupakan lanjutan dari Air Navigation Charges 101: Introduction, yang menjelaskan lebih luas mengenai implementasi air navigation charges di Indonesia. Dimana kedua artikel merupakan rangkaian dari trilogi artikel ANC yang akan ditutup dengan artikel terakhir Air Navigation Charges 303: Building an Air Navigation Charges Financial and Pricing Model. Continue reading
Hingga saat ini masih sering terdengar komentar murahnya tarif navigasi penerbangan (air navigation charges) di Indonesia dibanding di Australia. Secara kasat mata tarif navigasi penerbangan enroute di Indonesia yang “hanya” $0.65 (enam puluh lima sen US Dollar) per route unit, jauh lebih rendah dibanding tarif navigasi penerbangan enroute Australia sekitar $4 (empat US Dollar) per route unit. Apalagi bila dibandingkan dengan tarif enroute di beberapa negara Eropa yang tergabung dalam Eurocontrol yang berkisar €70 (tujuh puluh euro) per route unit. Apakah benar tarif navigasi Indonesia amat sangat murah? Continue reading
Pada tahun 1983, ICAO membentuk komite spesial untuk membahas Future Air Navigation System Konsep (FANS) yang berhubungan dengan masa depan Air Traffic Management (ATM). Laporan FANS yang terbit pada tahun 1988 menjadi basis strategi pengembangan industri navigasi penerbangan melalui digital CNS (Communication, Navigation, Surveillance) menggunakan satelit dan datalink. ICAO selanjutnya mengembangkan sebuah framework industri transportasi udara yang disebut dengan Aviation System Block Upgrade (ASBU) untuk menyelaraskan perkembangan dan implementasi CNS/ATM di berbagai belahan dunia Continue reading
Tanggal 13 September 2012 merupakan tonggak berdirinya single air navigation provider di Indonesia yang ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 77 Tahun 2012 tentang Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia yang disingkat Perum LPPNPI. Mungkin bagi banyak orang hal ini merupakan suatu keniscayaan (pinjem istilahnya mas Dheny), namun bagi IATCA hal ini merupakan buah … Continue reading
Sejak dilantiknya Dewan Direksi LPPNPI (Lembaga Perum Penyelenggara Navigasi Penerbangan Indonesia) telah disebut-sebut nama Air Navigation Indonesia yang disingkat AirNav Indonesia sebagai nama merek (brand) yang akan digunakan secara luas. Bukan hanya itu, Dewan Direksi juga sudah mulai “mensosialisasi” logo AirNav Indonesia baik secara informal (gambar profil di-social media) maupun melalui sosialisasi LPPNPI di Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) dan Kantor Pusat Angkasa Pura I, Jakarta. Continue reading